Kau tau?
Udara akhirtahun memang tidak seindah dan
secerah di pertengahan tahun yang gersang ,panas , dan hembusan angin di
musim panas. Tetapi tidak terlalu buruk untukselalu melihat mendung ,
rintikan hujan. Hanya sedikit menyenggol luka hatilama yang sebenarnya
ingin aku lupakan.
Tahun lalu.Ya lagi-lagi masa lalu yang membuat
aku teringat akan hal ini. Tak terasa adabulir hangat yang membasahi
pipi saat aku ingat kejadian itu. Masih ingat kahkau? Tepat di hari ini ,
kita bertemu di tempat ini. Sebetulnya bukan bertemu.Tapi kebetulan
karena aku tertarik untuk memperhatikanmu dari jarak sejauh ini.Tapi
dengan sangat jelas nya aku bisa melihatmu. Menyapu halaman rumah
,sekedar duduk sore di beranda, dan akuselalu bisa menghabiskan waktu
yang lama untuk memperhatikanmu. Hei ! aku tidakpernah merasa bosan
karena hal itu. Hingga suatu hari aku duduk di depan asrama ku dan
kaumenghampiri ku. Mungkin Tuhan sedang berbaik hati atau sudah bosan
melihatkutanpa ada pergerakan untuk mengajak mu berkenalan.
Tinggi kurusputih , dengan rambut pirang sebahu , dan mata sipit.
“hei
, akusering memperhatikanmu di atas balkon itu” ucap mu mengagetkan ku ,
saat akumembaca Asbabunuzzul yang aku pegang. Aku lantas menoleh ke
arah mu danmemperbaiki letak kacamata dan duduk ku.
“ng ..”
“haha , maafmembuatmu kaget” senyummu. Ternyata kau lebih indah ketika tersenyum sepertiitu dan aku membalas senyummu.
Seketikatidak
ada suara di antara aku dan kau. Kau hanya berdiam diri dan aku
yangbodoh ini tidak memanfaatkan kesempatan yang ada.
“mm..
sudahdulu ya , aku harus pulang..” ucap mu tiba-tiba. Kau tau , saat itu
aku. Akuingin mencegatmu untuk tetap menemaniku, tapi aku terlalu
pengecut, idiot , bodoh , culun dan tidak berani untuk berucap. Kau
berlalu dihadapanku begitu saja.
Aku sudah tidak tahan
dengan setiap penyiksaanketika aku tidak pernah berhasil mengajak mu
berkenalan. Dan yangmengejutkannya adalah kau juga selalu melihatku
memperhatikanmu. Apa kau merasa apa yang aku rasa ? entahlah.
Aku
hidup jauh dari orang tua ku. Bukan karena aku dicampakkan. tetapi aku
bersekolah di asrama Muslim. Aku tidak habis pikir kenapaorang tua ku
memilih sekolah ini untukku. ingin aku menjadi Ustad? Mungkin mereka
tidak mau aku terjerumus ke dalam hal-hal negative. Hei ! akuanak
laki-laki yang bisa menjaga diri. Tetapi aku mendapat pelajaran
yangsangat-sangat banyak dari ini. Aku bisa begitu cepat menghafal
beberapa JuzAl-Qur’an , ayat pendek , dan tadjwid tentunya. Dan jika di
bandingkan dengananak-anak lainnya , ilmu agama ku lebih banyak dan
setidaknya aku sudah punyapegangan di akhirat nanti. Bukan begitu?
Sore
itu , hembusan angin akhir tahun memang membuat sekujurtubuhku
meng-gigil. Aku keluar sembari memegang kerah jaketku , keluar
karenabukan ingin bermain. Di asrama membuat peraturan yang membuat aku
sedikitterikat. Ketika teman-teman seumur dengan ku hangout bersam
teman-temannya, keluar malam minggu , berolahragasetiap minggu pagi dan
melakukan apa yang mereka sukai di luar rumah. Sedangkanaku? Di asrama
hanya memperbolehkan keluar untuk keperluan yang sangatmendesak, dan itu
harus melalui proses yang sangat panjang. Setiap pagi , soredan malam
harus apel. Jika tidak kau akan di kenakan sangsi. Itu semua jelasdengan
alasan yang konkrit dan aku selalu bisa mematuhi nya. Mungkin
kalianberpikir orang tua ku memasukkan ku kedalam asrama ini karena aku
nakal dankurang ajar ? hei ! kalian salah. Dan sialnya aku tidak tahu
sampai saat inimaksut mereka.
Oke ! sore itu aku membuang
sampah di belakang asrama, setiapsore memang aku yang kebagian membuang
sampah. Dan dengan senang hati nya akumenurut. Disini hanya asrama
Muslim laki-laki , dan setiap siswa nya harus di biasakanmandiri. Jadi
jangan heran kalau aku bisa mencuci bertumpuk-tumpuk pakaian danmencuci
piring. Jika di setarakan dengan SMA dan se-derajat aku duduk di
kelasdua SMA.
Aku berjalan dengan langkah kecil karena ingin
menghirupudara sore , di sepanjang jalan menuju tempat sampah besar itu
aku di kelilingioleh rumah-rumah warga yang beraneka bentuk. Dan
sesampainya aku di tempat yangtidak enak di hirup itu aku melirik
sebentar ke arah rumahnya. tidak adasiapa-siapa. Ternyata dia tidak
sedang duduk di depan rumahnya. mungkin iasedang nonton tivi , memasak
atau sesuatu yang tidak aku tahu. Akumenyelesaikan sampah ku yang
masihtersisa. Dan ketika aku menoleh kembali ..
Kau ingat ? kau
melambaikan tanganmu dan tersenyum ke arahku. Dan lagi sialnya aku hanya
terpaku diam, tong sampah yang besar itu pastisedang menertawakanku
karena aku hanya berdiam tanpa melakukan hal yang sedikitberarti. Dan !
waala , kau menghampiriku.
Tap .. tap .. tap .. kau semakin dekat
dan keringat mulaimengucur dari tubuhku. Dan sejak saat itu aku tau aku
menyukai mu. Aku sukapadamu saat pertama melihatmu di balkon asrama ku.
“hai , buang sampah ya?” itu ucapanmu. Ramah , bersahaja ,dan senyuman itu. Indah.
“ng .. iya” gugup ku.
“mm
, mau temanin aku jalan sore? Kamu boleh keluar kan?”ucapmu lagi, dan
lagi aku hanya menegang dan menganguk pelan. Kau tersenyumpuas.
“mmm .. kok jadi aneh gitu? O iya nama aku Anne”
“Tian.. “
“oo Tian. Nama yang bagus” senyummu.
“iya , makasi..”
Oh
Tuhan , dan kali ini bukan hanya tong sampah jelek ituyang menertawakan
ku , tapi rumput , bebatuan , mungkin bahkan langitmenertawakan apa
yang aku lakukan ! Hei! dia sudah ada di depan mu. Apa yang kau lakukan
, ayo ajak dia mengobrol !bukankah itu yang kau mau?
“yang tadi
itu rumah kamu ya?” itulah pertanyaan aneh yangpertama kali aku
tanyakan. Orang bodoh sekalipun akan tau jawabannya. Ya sudahpasti itu
rumahnya. bukankah dia tadi menyapaku di sana?
“iya” untunglah saat itu dia kembali tersenyum dan tidakmenampakkan wajah mengesalkan. Oh ! aku semakin menyukainya.
“ng .. Anne” ucapku dan mungkin kau mendengar ke gugupanku.
“iya Tian apa?” katamu.
“ngga jadi deh”
“haha , kamu aneh ya. Lucu lagi” dan lagi kau tertawa lepasaku ikut tersenyum lebar karena mu.
Dan
perjumpaan ku dengan mu sore itudi hiasi dengan banyaknya aku diam ,
kau terus mengoceh sesuka mu. Dan aku sukamendengar mu berbicara tanpa
henti. Kau berpamit dengan ku ketika sore sudahmulai larut dan aku
mengantarmu sampai ke tempat sampah kita berawal berjumpa.
“ajari
aku mengaji mau ya?” itu ucapan mu yang membuat kuterperangah. Aku
tidak tau entah kau tidak bisa mengaji atau tidak di ajarkanorang tua
mu.
“kamu emang ngga bisa ngaji?” Tanya ku. Kau menggeleng.
Danmulai hari itu setiap sore kita selalu duduk di belakang taman asrama
ku untukmengajari mu mengaji. Aku senang mengajarimu. Dengan itu kau
bisa selalu dekatdenagn ku.
Terbesit
Hingga saat itupun tiba.
Tiga hari ..
Lima hari ..
Satu minggu ..
Dua minggu ..
kau
tidak pernah hadirlagi di hadapan ku. Jangan kan di hadapanku. Di
halaman rumah mu saja aku tidakpernah lagi melihatmu. Ingin ku mengetuk
pintu rumah mu dan menanyakan kenapakau tidak pernah lagi keluar rumah
untuk menemui ku. Kau tau? Aku sangatmerindukanmu.
Ya . ini
adalah kisah cintaku yangabstrak. Menjalin sebuah hubungan bukanlah
sesuatu yang mudah. Dan sialnya akubaru mengetahuinya belakangan.
Awalnya aku menyapa , mengajak nya berkenalan ,kencan dengannya ,
berpacaran dengannya , dan menggengam tangannya. Dan saatitu tiba . wala
kau putus ! rasa sakit itulah yang aku rasakan, di saat akumulai
menyayanginya. sangat ! sungguh Tuhan !
Aku sudah tak
sanggup , hingga akhir minggu tiba aku memberanikan pergi kerumahnya.
Karena saatakhir minggu lah asrama ku boleh keluar. Fiuh .
“anneeeeee ..” panggil ku. Tak ada jawaban.
“anneeeee ..” ulang ku lagi. Dan kau tau? Itu sudah yang ke limabelaskalinya aku menyapanya.
“ada apa nak?” ucap wanita paruh baya yang berdiri tepat dibelakangku. Sepertinya ia baru selesai dari ladang nya.
“ng .. ibu tau anne yang tinggal di rumah ini?”
“ohh ! terakhir kali ibu liat kemaren lusa ada ambulance”
“ambulance ? maksutnya bu?” Tanya ku. Kali ini akumendengarkannya dengan saksama.
“iya.
Anne memang anak penyakitan. Dia tidak sekolah lagikarena banyak
ketinggalan pelajaran, karena itu tadi dia sering sakit-sakitanjadi dia
di rumah saja. Sedang di rumah saja sakitnya sering kambuh. Oiya adaapa
mencarinya nak?” ucap ibu itu panjang lebar. Aku terperanjat
mendengarnya.
“a ? ohh gitu ya bu. Kira-kira Anne dibawa kerumah sakit manabu?” Tanya ku lagi.
“ibu juga lupa nak. Tunggu sebentar. Ya ! di Rumah SakitBakti. Kemarin ada nama yang besar di ambulance nya..”
“oh . oke ! makasi bu” pamitku. Danibu itu tersenyum
Kau
mungkin tak tau, betapa panik nya aku saat itu. Akuberlari menuju rumah
sakit dimana tempat kau berada. Kau tau kenapa aku berlari?Ya ! kau
tidak akan pernah tau. Aku tidak ingin menunggu angkutan lebih
lamakarena aku ingin cepat berada di sampingmu. Dengan terus berdoa,
berzikir,meminta kau akan baik-baik saja.
Aku menelusuri koridor
rumah sakit. Yakz ! aroma rumah sakityang begitu aku tak suka. Aku sudah
pernah ketempat ini. Dan aku mendapatoleh-oleh sekantong obat.
Dengan napas terengah-engah, keringat dingin, dan panik akumenanyakan dimana ruangan tempat mu terbaring.
Aku
melihatmu. Air mataku menetes. Hei ! jika kau melihatkusaat menangis
kau pasti akan mengejek ku anak laki-laki yang cenggeng. Tapisaat itu
aku benar-benar takut kehilangan mu.
aku mendengar sayup-sayup doa di panjatkan. Hei ! aku tidak pernah mendengardoa-doa itu sebelumnya. Aku melihat di ruangan lebar itu ramai di kunjungiorang-orang yang berbaju panjang , dengan kitab-kitab yang di bacakannya. Ya !sekarang aku tau kenapa kau meminta ku untuk mengajar kau mengaji. Kau inginmengenal agama ku rupanya.
aku mendengar sayup-sayup doa di panjatkan. Hei ! aku tidak pernah mendengardoa-doa itu sebelumnya. Aku melihat di ruangan lebar itu ramai di kunjungiorang-orang yang berbaju panjang , dengan kitab-kitab yang di bacakannya. Ya !sekarang aku tau kenapa kau meminta ku untuk mengajar kau mengaji. Kau inginmengenal agama ku rupanya.
“kamu siapa nak?” ucap lelaki yang aku
pandangi sembabmatanya. Aku tau itu pasti ayah mu. Lihat dia ! dia
begitu takut kehilangan muhingga matanya jauh lebih sipit dari mata mu.
“saya .. saya teman Anne pak. Boleh saya lihat Anne lebihdekat” ucapku. Aku mendengar ucapan ku sedikit bergetar.
“ya
, ya silahkan.. Anne belum pernah punya teman dekat”ucapnya lagi. Aku
hanya tersenyum karena aku tau. Itu salah satu faktor kauberhenti
sekolah.
Aku mendekatimu. Melangkah sedikit demi sedikit ,
melangkahsetipis mungkin agar kau tak terganggu. Aku tidak bisa
membayangkan betapasakitnya di infus tapi kau begitu hebat dengan banyak
selang-selang ,kabel-kabel , tabung besar , dan alat-alat lainnya yang
aku tidak mengertiuntuk apa. Kau begitu kuat untuk membiarkan
kabel-kabel itu bersarang ditubuhmu. Bulir hangat kembali mengalir di
pipiku. Aku menangis. Aku menetap mubegitu lama. aku ingin menyampaikan
semuanya yang aku rasakan. Tapi kau tau.Lagi-lagi aku terlalu culun
untuk mengungkapkan semuanya di hadapan orangbanyak di ruangan mu saat
itu. Terlintas di benakku. Dan aku mengeluarkanAl-Qur’an kecil di saku
baju ku. Aku mulai membacanya. Dan di saat akumembacanya, seketika
ruangan mu yang di penuhi orang-orang itu diammendengarkan aku membaca
Al-Qur’an.
Keajaiban datang. Kau mengerakkantangan mu. Dan
sedikit demi sedikit membuka matamu. Kau tersenyum saatmelihatku. Dan
sontak saja ayahmu mendekatimu dan bersyukur karena kau telahbangun. Dan
sekarang aku tau , kau sudah koma lebih dari duabelas hari.
Aku
pikir kau akan melihatku saat ini. Ya ! sekarang akusudah lulus SMA .
betapa tambah bahagianya aku jika kau melihatku memegangijazah “LULUS” .
kau tau? Aku pikir kau akan bertahan lama untuk tetapmembuatku selalu
ingin melihat senyumanmu itu. Tetapi baru saja beberapa harikau pulang
dari rumah sakit penyakit mu kembali lagi. Dan untuk yang
terakhirkalinya kau nekat malam-malam datang ke asrama ku hanya untuk
mengajarimumengaji. Aku tidak mengerti kau meminta ku mengajari mu
selarut ini.
“ayolah , ini untuk yang terakhir kali nya. Aku
janji takakan merepotkan mu lagi” ucap mu sembari berbisik , dan itu
tetap masih dengansenyuman andal mu.
“tapi , ini sudah larut” ucap
ku. Aku tidak tega. Melihatmumalam-malam ke asrama ku dan pulang tanpa
membawa hasil yang kau mau. Aku turundan mengajari mu mengaji.
Kau ingat saat pertama kali kau bisa menghafal surat An-Nas ?kau begitu gembira. Dan aku ikut gembira karena mu.
Tapi
Tuhan berkata lain. Ia ingin kausegera berada di sampingNya. Sore ini
aku berniat untuk pergi ke makam mu. Akuingin melontarkan semua
kata-kata bahagia karena aku sudah lulus SMA. Walaupunaku tau, aku tak
akan melihat senyum mu di saat aku berbicara nanti.
Hujan akhir tahun kembali datang. Aku selalu senang jika iaturun.
Hujan .. boleh kah akuketempat mu hanya untuk melihat orang yang aku sayang sebelum ia terlelap?
Hujan .. apakah takdir jahat itu temanmu? Hasutlah dia,katakana padanya jangan bawa orang yang aku sayang pergi meninggalkanku!
Hujan .. jika ia tidak mau , ancamlah ia. Katakana padanyajangan kau mau berteman lagi dengannya !
Hujan
.. sampaikan salam ku untuk orang yang aku sayang ya ..katakan padanya
aku sangat menyayanginya dan merindukannya . sungguh !
Akhir tahun ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar